DhalemTemor.com- Sekali lagi, Sumenep itu memang ladangnya situs sejarah yang kini telah disulap menjadi objek wisata religi dan budaya, meski belum sepenuhnya dikelola secara profesional.
Kali ini kita berusaha menelisik tentang sosok Bhujuk Balang yang makamnya terletak di Dusun (Kampong) Balang, Desa Pakodang Kecamatan Ruabaru Kabupaten Sumenep Madura.
Rute menuju Pasarean Bhujuk Balang memang sangat menarik, jarak tempuh yang cukup menggiurkan bagi yang suka berpetulangan dialam terbuka, melintasi perbukitan yang menhijau, naik turun melintasi kaki gunung yang masih dipenuhi dengan pepohonan nan menghijau.
Asta Bhujuk (Agung) Balang, sebagian besar bangunannya masih original, meski beberapa situs makam telah dilakukan perubahan mengikuti jaman kekinian.
Beberapa tahun silam, seorang warga bernama Wardianto, Warga Desa Pakondang Kecamatan Rubaru menemani wartawan ke Paseran Bhujuk Balang, lalu menceritakan tentang banyak hal.
“Ya, memang dari dulu pasarean Bhujuk Balang, khususnya yang sepuh tidak direnovasi, namun dibiarkan,” ujarnya meladeni pertanyaan ‘tukang’ berita.
Kepada Jurnalis, dia memberi istilah “Pasarean yang sepuh”, merujuk kepada letak dan kondisi Makan Kiai Abdul Karim. Lantas apa hubungannya Bhujuk Balang dengan Kiai itu?
Rupanya, orang yang pertama kali mendiami Kampung Balang di makam itu, versi Wardiyanto kala itu, adalah Kiai Abdul Karim yang berasal dari Madura Barat. Dia mengutip keterangannya dari catatan silsilah Bani Balang yang diperlihatkan oleh H. Thalabuddin, penerus estafet yang merawat Asta Bhujuk Balang alias Kiai Abdul Karim.
Masih kata Wardiyanto, Kiai Abdul Karim (Bhujuk Balang) yang merujuk kepada silsilah disebut-sebut sebagai putra dari Kiai Syits bin Sunan Cendana, Kwanyar, Bangkalan, Madura.
Disebutkan dalam silsialh, bahwa Kiai Abdul Karim adalah orang yang pertama membabat wilayah Balang yang kini dikenal dengan Kampung Balang, dan mendirikan pusat belajar agama Islam.
Adapun sebutan Balang, menurut sesepuh di Desa Pakondang, merupakan kependekan (singkatan) dari Hulubalang (Balang).
“Kabarnya Kiai Abdul Karim ini pernah menjadi Hulubalang (Balang) Mataram. Bahkan beliau ini menikah dengan putri Keraton Mataram,” imbuhnya.
Dalam catatan silsilah Balang disebutkan, konon pada jaman terdahulu, beberapa Kiai pengasuh Pondok Pesantren besar di Sumenep, Pamekasan dan beberapa wilayah di Tapal kuda merupakan keturunan dari Kiai Abdul Karim alias Bhujuk (Agung) Balang.
Untuk memperingati ketokohan Bhujuk Agung Balang itu, para keturunannya mengadakan acara Haul Kiai Abdul Karim (Bhujuk Balang) setiap tahunnya.
“Bisa dikata haul beliau (Bhujuk Balang) yang terbesar, karena dihadiri beberapa Kabupaten di Jawa Timur,” pungkasnya. [Ferry Arbania].
Disclaimer: Jika ada penulisan yang kurang tepat atau keliru, silahkan memberikan koreksi atau tambahan refrensi yang lebih kredibel melalui email: ferry.arbania@gmail.com.