DhalemTemor.com– Rombongan Tim Nyabis Buju’ dari Kabupaten Jember, Selasa (18/1/2022), menggelar ziarah ke sejumlah makam atau pasarean tokoh-tokoh Sumenep tempo dulu.
Rombongan yang terdiri dari para kiai muda atau lora yang bersusur galur pada KH Abdul Aziz bin Abdul Hamid bin Itsbat, pendiri Pondok Pesantren Al-Wafa Temporan Jember tersebut membawa tiga armada mobil.
Sasaran pertama yang dituju ialah pasarean Pangeran Mandaraga di Desa Keles, dan pasarean Pangeran Bukabu di Desa Bukabu. Kedua titik lokasi masuk wilayah Kecamatan Ambunten, Kabupaten Sumenep.
Pangeran Mandaraga dan Pangeran Bukabu berdasar sejarah dan babad merupakan dua penguasa Madura Timur di abad 14 Masehi. Pangeran Mandaraga bernama lain Raden Piturut, sementara Pangeran Bukabu bernama Notoprojo. Keduanya merupakan ayah dan anak yang menjadi leluhur raja-raja Sumenep di periode-periode setelahnya.
Usai dari makam kedua tokoh besar itu, Tim Nyabis Buju’ yang ditemani oleh Komunitas Ngopi Sejarah (Ngoser) mengarahkan anak panah ziarah selanjutnya ke Asta Waliyullah di Dusun Pangkalan, Desa Lapataman, Kecamatan Dungkek.
Perjalanan yang mengasyikkan tersebut menyisir jalur pantura Slopeng-Batuputih (lewat Pantai Badur)-Batang-Batang.
Menurut Koordinator Tim Nyabis Buju’, Kiai Muhammad Ali Muqit, kegiatan kali ini merupakan yang kesekian kalinya di Madura Timur atau Sumenep. Namun khusus hari ini, napak tilas tokoh-tokoh yang belum sempat diziarahi sebelumnya.
Salah satu tujuan agenda tersebut sebagai bentuk penghormatan pada para leluhur, dan melestarikan tradisi para sepuh, di samping juga memberikan edukasi pada generasi selanjutnya.
Setelah dari Lapataman, tim selanjutnya “ngoser” sekaligus ziarah ke pasarean Pangeran Katandur di Desa Bangkal, Kecamatan Kota Sumenep. Lokasi tersebut sekaligus penutup agenda Tim Nyabis Buju’, sebelum kemudian bertolak ke Pamekasan.
Selain Kiai Muhammad Ali Muqit, personel Tim Nyabis Buju’ yang ikut dalam agenda kali ini ialah Kiai Ahmad Mundzir Kholiq, Kiai Abdullah Kholiq, Kiai Samsul Arifin Said, Kiai Muhammad Muhsin Baist, Kiai Abdul Hamid Lutfi, Kiai Muhammad Subki Mudhar.
Kiai Miftahul Arifin Hasan, Kiai Abdul Bari Ahmad, Kiai Abdul Wahab Ahmad, Kiai Muhammad Mawardi, Kiai Abdul Halim Gozaly, Kiai Muhammad Abrori Sholeh, Kiai Muhammad Sholeh Abrori.
Kiai Abdul Hamid Abrori, Kiai Muhammad Syafi’i, dan Kiai Isbat. Di samping itu juga turut serta anggota Komunitas Ngoser di Pamekasan, Kiai Faishal Baidawi. ( Han/Fer/toeb )